5 Perbedaan Pokok Antara Aswaja & Syi’ah

Barang Siapa yang Allah Menghendaki Kebaikan Baginya, Niscaya Allah akan Menjadikannya Faham tentang Agama
Ketika Hari Raya Idul Adha atau Idul Fitri jatuh pada hari Jum’at, apakah kewajiban shalat Jum'at menjadi gugur ? Apakah cukup dengan shalat ‘Ied saja tanpa melakukan shalat Jum’at ?
Inilah fakta bahwa Tauhid Salafi Wahabi sangat menyimpang dari Tauhid Ahlus Sunnah Waljama’ah umum nya dan bahkan menyimpang dari Manhaj Salaf khususnya, Hadits Jariyah yang sering dijadikan alat pembenaran Salafi Wahabi atas akidah sesat mereka yaitu menduga Allah bersemayam di atas ‘Arasy, atau bertempat di atas ‘Arasy, atau berada tinggi di atas langit, bahkan mereka bicara akidah ini atas nama Al-Quran dan As-Sunnah, dan atas nama Manhaj Salaf, dan atas nama Ahlus Sunnah Waljama’ah, tapi kenyataan nya mereka hanyalah mendustai Allah dan Rasul dan Sahabat dan Salafus sholih, karena faktanya pemahaman mereka bertolak-belakang dengan pemahaman Salafus Sholih khususnya, mereka hanya pandai berteori dan menggoda ummat dengan mengajak kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman Salaf, tapi fakta nya tidak sama sekali, mereka menggoda ummat mengajak bertauhid dengan Tauhid nya Salaful ummah, tapi nyata nya tidak sama sekali, berikut ini adalah salah satu bukti dari sekian banyak bukti yang membungkam kelancangan Salafi Wahabi, bahwa akidah yang benar yaitu akidah Rasulullah dan para Sahabat, dan akidah Ahlus Sunnah Waljama’ah baik Salaf ataupun Khalaf adalah “Allah ada tanpa arah dan tanpa tempat” dan bahwa Hadits Jariyah bukan dalil bahwa “Allah berada di atas” dan pemahaman Salafi Wahabi tentang Hadits Jariyah telah menyimpang dengan pemahaman ulama Salaful ummah.
Sebagian orang dari golongan Wahhabi mengingkari kenabian dan kerasulan Adam 'alayhissalam
dengan alasan bahwa Nuh adalah rasul yang pertama diutus Allah, padahal
kenabian dan kerasulan Adam telah menjadi kesepakatan umat Islam. Abu
Manshur at-Tamimi dalam kitabnya at-Tadzkirah asy-Syarqiyyah telah menyebutkan kesepakatan tersebut, ia berkata: "Umat Islam dan Ahlul Kitab sepakat bahwa manusia yang pertama kali diutus Allah (menjadi Rasul) adalah Adam 'alayhissalam".
Kenabian dan kerasulan Adam 'alayhissalam telah difirmankan Allah dalam al Qur'an dan disabdakan Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam dalam beberapa haditsnya. Disebutkan dalam al Qur'an Allah ta'ala berfirman:
Nadzom Alfiyyah adalah karya Syaikh Al-Imam Abu 'Abdillah Jamaluddin Muhammad bin 'Abdillah bin Malik Attho'ii, Andalus, Spanyol. Nadzom ini biasa dinadzomkan di Pesantren-Pesantren, baik Salaf maupun Modern
01.Al-Muqoddimah dan Al-Kalam.mp3
02.Al-Mu'rob Wal Mabni.mp3
03.Al-Ismul Isyaroh.mp3
04.Tanazu' Fil 'Amal dan Maf'ul Muthlaq.mp3
05.Af'alut Tafdlil dan Na'at.mp3
06.I'robul Fi'li.mp3
07.Jam'ut Taksir.mp3
08.Al-Idghom.mp3
Sumber: Alamat Join Kopi
AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
Dengan Pengantar Ulama Ahlussunnah Terkemuka
Penyusun : Tim Litbang Syahamah
Cetakan I, 27 Rajab 1424 / 24 September 2003
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah atas Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Seiring dengan merebaknya berbagai paham yang menyimpang di kalangan masyarakat kita, seperti tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), takfir (pengkafiran) tanpa alasan, penolakan dan pengingkaran terhadap empat madzhab dan lain-lain, maka pemahaman dan pengajaran aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah harus kembali ditekankan. Karena aqidah ini adalah aqidah mayoritas umat Islam, dari masa Rasulullah hingga kini, aqidah golongan yang selamat (al Firqah an-Najiyah). Karena itulah para ulama empat madzhab menulis berbagai karya, dari mulai tulisan mukhtasharat (ringkasan) hingga muthawwalat (buku-buku besar) dalam menerangkan aqidah Ahlussunnah ini (seperti bisa dilihat dalam kutipan-kutipan buku ini).
Aqidah sunniyyah adalah aqidah yang telah disepakati kebenarannya oleh segenap kaum muslimin di seluruh penjuru bumi. Aqidah inilah aqidah yang telah dibawa oleh Rasulullah dan para sahabat. Aqidah ini kemudian dijelaskan kembali berikut dengan dalil-dalil naqli dan aqli serta bantahan terhadap golongan-golongan yang menyempal oleh dua imam besar; al Imam Abu al Hasan al Asy’ari dan Al Imam Abu Manshur al Maturidi -semoga Allah meridlai keduanya-. Akhirnya pada awal abad IV H Ahlussunnah dikenal dengan nama baru al Asya’irah dan al Maturidiyyah. Mereka adalah mayoritas umat yang tergabung dalam pengikut madzhab empat.
Beliau adalah putra dari Asy'ari lahir di Jombang tahun 1871. Lima tahun dalam asuhan neneknya di Pondok Gedang, kemudian dibawa ayahnya ke desa Kras sebelah selatan kota Jombang.
Selain mendapat didikan dari ayahnya, beliau juga pernah belajar agama di beberapa tempat. yaitu di Probolinggo, kemudian beliau pergi ke Makkah, salah satu dari kebiasaannya disana ialah setiap hari sabtu beliau uzlah ke Goa Hiro' (tempat Nabi Muhammad SAW bersholawat dan menerima wahyu), dibawanya kesana kitab suci Al-Qur'an dan kitab-kitab AlhusSunnah wal jama'ah untuk ditashihkan.
Nama Buku : Mengungkap Kebenaran Aqidah Asy’ariyyah